A. Penjelasan Umum
Dalam kehidupan sehari-hari seorang pelajar tidak terlepas dari alat-alat tulis untuk membantu terlaksananya proses belajarnya. Alat tulis ini pada umumnya berupa buku, bolpoin, penggaris dan karet penghapus.
Pada kenyataannya alat-alat tulis ini sering tercecer atau diletakan sembarang saja, akibatnya setiap kali membutuhkan selalu mencari-cari. Untuk mencegah hal tersebut alangkah baiknya alat-alat tersebut dikumpulkan menjadi satu pada suatu tempat yang telah kita rancang dengan baik yang bisa disebut dengan kotak alat tulis.
Dengan demikian maksud Kotak alat tulis adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk menyimpan beberapa alat tulis dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan alat tulis itu sendiri.
Fungsi Kotak alat tulis ini adalah:
- menyimpan alat tulis
- memudahkan pencarian alat tulis apabila akan dibutuhkan.
- memberi kerapian, kebersihan, dan keindahan ruang belajar.
- sebagai hiasan.
B. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan:
- Meteran , - Palu, - Mistar Baja, - Kuas, - Pensil, - Kikir, - Gergaji Kayu, - Siku-siku, - Gergaji, Tripleks, - Tang, - Obeng, - Ampelas, - Bor Tangan.
Bahan yang dibutuhkan:
- Tripleks 9 mm, - Cat, - Minyak Cat, - Engsel kecil, - Paku Tripleks, - Cat meni, - Lem putih, - Paku baut, - Dempul
C. Keselamatan Kerja
- Letakkan alat pada tempat yang aman dan mudah di jangkau
- Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.
- Pusatkan perhatian penuh pada pekerjaan.
- Ciptakan suasana tenang pada saat bekerja.
- Ikuti langkah kerja yang telah ditentukan.
- Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Langkah Kerja
Persiapan:
1. Menyiapkan alat
Proses
2. Mengukur, memotong, dan meratakan.
3. Membuat purus / sambungan
4. Menyetel dan mengonstruksi (menyambung)
5. Menyambung tutup atas.
Pekerjaan akhir
6. Menghaluskan
7. Mengecat
E. Gambar Kerja
F. Petunjuk/Cara Kerja
Persiapan:
1. Menyiapkan alat dan bahan
- Siapkan semua alat yang akan digunakan dan bahan yang dibutuhkan (tripleks 9 mm)
- Periksalah semua alat dan pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan baik dan bersih, apabila ada yang kurang tajam maka tajamkanlah terlebih dahulu sebelum digunakan.
- Apabila ada alat yang rusak sebelum digunakan segera laporkan kepada guru.
Proses:
2. Mengukur dan memotong
Ukurlah/lukislah bahan dari tripleks 9 mm sesuai dengan skema pembagian bahan, kemudian potonglah sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Papan tegak (no.1) sebanyak 2 lembar dengan ukuran: panjang = 22 cm dan lebar = 15 cm
- Papan penutup belakang (no.2) sebanyak 1 lembar dengan ukuran: panjang 24 cm dan lebar = 22 cm.
- Papan penyekat (no.3) sebanyak 1 lembar dengan ukuran: panjang = 22 cm dan lebar = 15 cm
- Papan penutup depan (no.4) sebanyak 1 lembar ukuran: panjang = 24 cm dan lebar = 6 cm.
- Papan penutup atas (no.5) sebanyak 1 lembar ukuran: panjang = 24 cm dan lebar = 7 cm.
- Papan alas (tutup bawah) sebanyak 1 lembar ukuran: panjang = 22 cm dan lebar = 13 cm
Setelah terpotong semua ratakan dengan kikir pada bagian yang menonjol (tidak rata) dan sedikit haluskan. Pada saat meratakan perhatikan selalu ukuran potongan papan, jangan sampai potongan papan tersebut kurang dari ukuran yang ditentukan, akibat dari perataan yang tidak terkontrol.
3. Membuat Purus.
Sebelum membuat purus terlebih dahulu rencanakan pasangan masing-masing sambungan kemudian berilah nomor/huruf yang sama setiap pasangan sebagai tanda pasangan, tetapi nomor/huruf pasangan jangan sampai sama antara pasangan yang satu dan yang lain.
Gambar tersebut menunjukkan papan (1) disambung dengan papan (2), pada sambungan tersebut di tandai dengan huruf pasangan A, artinya sambungan yang bertanda A pada [papan (1) harus bertemu / berpasangan dengan sambungan yang bertanda A pada papan (2). Oleh karena itu dalam membuat sambungan harus selalu dicoba dengan pasangannya.
Setelah memberi tanda-tanda tersebut selanjutnya ambil papan tegak no.1 dan papan penutup belakang (no.2) untuk dibuat sambungan dengan menggunakan sambungan ekor burung.
Cara membuat sambungan ekor burung:
1. Membuat purus ekor burung
Pada papan no.1 dibuat purus ekor burung dengan ukuran seperti pada gambar dengan bagian yang dihilangkan diberi tanda silang.
2. Membuat lubang purus ekor burung
Papan penutup belakang (no.2) dibuat lubang purus ekor, dengan cara papan no.1 yang sudah jadi dimalkan pada papan penutup belakang (no.2) dengan posisi tegak lurus dan di lukis pada bagian penampang papan no.2 sesuai dengan bentuk ekor burung pada papan no.1 kemudian beri tanda silang pada bagian yang dihilangkan setelah pas potonglah bagian yang diberi tanda silang untuk dihilangkan (Perhatikan gambar!)
Setelah dipotong cobalah setel dengan dipasangkan, apabila tidak dapat masuk, salah satu bagian dikurangi sedikit atau diperbaiki, sehingga dapat masuk dengan baik dan rapat, tetapi jangan sampai longgar.
Perlu diperhatikan dan diingat pula, bahwa kode pasangan A pada papan no.1 harus bertemu dan cocok dengan kode pasangan A pada papan no.2.
Perhatikan gambar !
3. Menyetel, dan mengonstruksi (menyambung)
Rangkailah papan-papan yang sudah dipotong dan sedikit dihaluskan sesuai dengan nomor dan tanda pasangan atau gambar kerja dengan menggunakan lem putih atau paku, namun sebelum dipaku mati periksalah kesikuannya dengan menggunakan alat siku-siku.
4. Menyambung tutup atas.
Setelah dirangkai semua ambillah papan no.5 sebagai tutup atas. Sambunglah dengan papan no.3 dengan menggunakan sambungan engsel yang diperkuat dengan paku baut.
Pekerjaan Akhir (Finishing)
Untuk pembuatan suatu benda tidak hanya terbatas pada pekerjaan pemotongan atau sampai perakitan saja, melainkan masih ada tahapan pekerjaan akhir dan pekerjaan ini sangat menentukan pula hasil baik dan tidaknya suatu pekerjaan pembuatan benda jadi. Pekerjaan akhir bisa disebut dengan finishing, yang setidaknya meliputi: penghalusan, pendempulan, dan pewarnaan. Pewarnaan ini dapat berupa pengecatan, politur atau vernis.
5. Penghalusan dan pendempulan.
- Haluskan semua hasil potongan dengan menggunakan ampelas no.02 dan pada bagian yang menonjol ratakan dengan kikir.
- Mendempul menutup pori-pori kayu lakukan dengan rata betul.
- Mengampelas lagi dengan ampelas bekas, dan setelah rata dan bersih, haluskan lagi dengan ampelas no.01 secara perlahan-lahan.
6. Mengecat (Mewarna)
Pengecatan ini dilakukan 2 jenis, yaitu:
- Pengecatan meni, sebagai cat dasar yang dilakukan sebelum pendempulan atau sebelum pengecatan warna.
- Pengecatan warna, sebagai akhir pekerjaan, warna cat sesuai dengan selera.
Perhatian !
Untuk menghasilkan pengecatan yang baik, maka perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Ruangan bersih dan bebas debu.
2. Pada suhu atau cuaca panas.
3. Alat atau kuas yang baik, tidak kaku dan tidak mudah rontok.
Cara Pengecatan.
- Bersihkan terlebih dahulu benda kerja, hingga bebas dari debu dan kotoran.
- Ambillah cat kaleng, aduklah secara rata dan apabila kurang cair berilah minyak cat secukupnya.
- Oleskan cat dengan kuas secukupnya pada permukaan dengan gerakan vertikal (tegak) kemudian gerakan horizontal (mendatar) hingga rata, kemudian keringkan dengan akhir (kering angin)
- Apabila sudah kering betul gosoklah dengan ampelas bekas untuk membersihkan bintik-bintik akibat kotoran, debu dan sebagainya, hingga bersih betul.
- Ulangi lagi mengoleskan cat dengan kuas hingga rata betul.
- Apabila sudah selesai mengecat, cucilah kuas dengan bensin atau minyak cat tanah hingga bersih betul.
---oOo---